Kamis, 24 Maret 2011

10 Tempat Makan Murah Enak di JOGJA

1. sate klathak pak jito, yang ini wajib pesen nasi goreng kambing n sate klataknya (jl imogiri sebelum pasar jejeran kanan jalan)
2. Spesial Sambal, kalo yang ini favorit gw pesen sambel belut ma iso goreng (ada dimana-mana)
3. Sop Kaki kambing bang udin, pesen apa aja enak, (ada di depan rs panti rapih)
4. Pantai Depok, Kepiting dengan harga murah, segar, paling enak dimasak asam manis, selain itu juga ada bermacam2 seafood, bahkan hiu dan ikan pari juga sering ada, entah anda doyan ato ga (arah ke parang tritis, pas sebelum retribusi parang tritis belok kanan)
5. Bebek Goreng Pak Slamet , jangan lupa cobain cakarnya, walaupun penampilan kurang menarik tapi rasanya menghanyutkan (ada di jalan gejayan, kalo dari ringroad utara kiri jalan samping restoran gajah wong)
6. Bakso Pak Narto, enak dan harganya mahasiswa, (ada banyak cabangnya di jogja, di jalan gejayan juga ada)
7. Cowmad, kalo aku merasa menu "iga bakar cowmad" enak sekali, bumbunya pas, pedasnya pas, iga nya indonesia banget, (deresan, deket2 ugm-uny, selatan kanisius)
8. Soto Daging Sapi pak ngadiran, jangan lupa ambil babat gongsonya.. rugi kalo engga... suwer.. (utara lapangan klebengan, deket2 ugm, masuk kampung)
9. Nasi Goreng Kambing Telkom. Nasi goreng yang ini enak banget... rasanya kelas hotel, bahkan lebih enak, harga kaki lima.. (utara gedung telkom yang deket kridosono)
10. Es Kopyor (lupa namanya), Uenak, harga limaribu, (jalan bantul.. gapura kasongan ke selatan dikit, kiri jalan kalo dari arah jogja)

Ular, dari Tongseng hingga Burger

Bagi sebagian orang, ular adalah binatang yang menakutkan. Memegang pun mereka tak berani. Namun, saat ini semakin banyak orang yang bersahabat dengan ular dan menjadikannya hewan peliharaan. Di luar orang-orang itu, tak sedikit pula yang mengonsumsi ular sebagai bahan makanan! 

Senin (4/12) malam di daerah Gandekan Lor, Bernard (30) menunggu dengan sabar tongseng ular pesanannya. Ia mengaku sudah lima tahun lebih berlangganan warung kaki lima (PKL) masakan ular di kawasan itu. "Saya hobi makan tongseng ular, sama seperti saya suka makan tongseng kambing," kata Bernard. Berawal dari rasa ingin tahu yang besar, Bernard pun mencoba masakan ular di jalan yang sering dilewatinya. "Saya cocok masakannya, enak," ujarnya tertawa. 

Berbeda dengan Bernard, Riswan (28) pernah mengonsumsi ular ketika masih remaja. Di daerah tempat tinggalnya di Bambanglipuro, Bantul, ular relatif mudah ditemukan. "Waktu itu menyembelih sendiri, sekarang mau cari ular di kota susah. Enakan makan langsung di warung seperti ini," kata Riswan. 

Malam itu Riswan datang bersama istrinya, Ninik (27). "Waktu kecil saya pernah makan daging ular karena sakit gatal-gatal, nggak ingat rasanya," tutur Ninik. Ia penasaran dan ingin merasakan lagi daging ular. "Enak kok," komentarnya singkat. Ular yang menggeliat melilit-lilit tubuh tak ada lagi dalam bayangannya. 

Menurut Eko Hadi Iswantoro (29) yang sudah 10 tahun berjualan masakan ular, awalnya sebagian orang memang membeli masakan ular untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti gatal-gatal, jerawat, lever, stroke, asma, sampai tumor. "Tetapi banyak juga yang makan karena suka, bukan untuk pengobatan," ujar Eko. 

Secara khusus, untuk pengobatan, Eko menjual paket empedu, darah, dan sumsum ular kobra seharga Rp 25.000. Dagingnya biasanya disertakan sebagai bonus yang bisa dimasak sendiri di rumah. Sebagai obat, bahan-bahan itu biasanya dikonsumsi mentah. 

Di warungnya yang sebagian besar pelanggan adalah mahasiswa itu, Eko menjual satu porsi tongseng dan sate ular Rp 7.000. Pada awal ia berjualan, Eko hanya mendapat laba tak lebih dari Rp 100.000 per hari. Saat ini, ia bisa memperoleh Rp 350.000 per hari. 

Untuk mencukupinya, dibutuhkan sekitar 30 ekor ular kobra dan 4- 5 ekor ular sanca dengan panjang lebih dari 2,8 meter tiap ekor. Bahan baku itu diperoleh Eko dari para penangkap ular langganannya, yang tersebar di berbagai daerah di Yogyakarta. 

Dalam perkembangannya, ular tak hanya disajikan dalam bentuk tongseng dan sate saja. Seperti yang ada di Rumah Makan Kobra, misalnya, pengunjung bisa menikmati daging ular kobra dalam berbagai masakan. Selain sate dan tongseng kobra, ada pula burger, steak, dan nasi goreng kobra. Tak hanya itu, disediakan pula menu kobra lada hitam yang menyajikan daging goreng dengan saus lada hitam. Ada pula kobra wangi dan abon kobra. Harganya beragam, dari Rp 5.000 sampai Rp 20.000. 

"Peminatnya pun bervariasi, dari anak-anak sampai orang tua," kata Sri Sulistyowati Sarjono (31), pemilik restoran di Jalan Hayam Wuruk itu. Menurut dia, kobra lada hitam dan burger kobra banyak diminati oleh masyarakat. "Anak-anak biasanya suka burger kobra," kata Lis. Para konsumennya pun tak hanya berasal dari dalam kota, banyak pula para wisatawan yang datang ingin mencoba makanan unik di Yogyakarta. 

Menurut pakar teknologi pangan Universitas Gadjah Mada Sri Raharjo, konsumsi ular atau hewan-hewan avertebrata lain aman sejauh yang dikonsumsi adalah bagian daging dan dimasak terlebih dahulu. Otot rangka atau yang dalam pemahaman umum dimengerti sebagai daging ini pada dasarnya merupakan sumber protein dengan kualitas yang hampir sama dengan daging ayam, sapi, atau kambing yang biasa dikonsumsi masyarakat. 

"Dibandingkan daging yang tidak dimasak, daging yang dimasak lebih aman dikonsumsi karena mematikan bakteri-bakteri penyebab penyakit," tutur Sri. Ia menambahkan, daging ular ataupun bahan makanan lain selama dapat dikonsumsi dalam jumlah sedikit, rutin, dan memenuhi kepuasan cita rasa dapat dikategorikan sebagai pangan. Jadi, apakah masakan ular termasuk kategori pangan? Bergantung pada yang mengonsumsinya.... (MU1/11)

(Dikutip dari KCM, Selasa 5 Desember 2006)

Tempat makan unik : Bale Raos, Restoran Unik Dengan Andalan Masakan Kesukaan Sultan

Berangkat dari misi ingin melestarikan kekayaan budaya khususnya dalam hal keanekaragaman hidangan khas Kraton Yogyakarta dan pengangkatan citra makanan tradisional di mata masyarakat nasional maupun internasional serta memberikan alternatif pilihan sajian hidangan bagi masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan, terbentuklah suatu restoran unik yang sangat berbeda dari restoran kebanyakan di Yogyakarta, baik dari segi menu, cara penyajian, dan tempat. Restoran ini bernama Bale Raos.
Bale Raos adalah salah satu dari sedikit restoran yang menyajikan masakan kesukaan Sultan Yogyakarta, dari masakan favorit Sultan Hamengkubuwono VII sampai ke Sultan Hamengkubuwono X. Semua bahan untuk masakan tersebut berasal dari ramuan-ramuan dan rempah-rempah tradisional.
Beberapa menu andalan Bale Raos antara lain: dalam Hidangan Pembuka ada Soup Tomat (Menu favorit HB IX), Soup Timlo (Menu favorit HB X), Soup Lidah, Soup Kacang Merah, dll. Kemudian di Hidangan Utama ada Sayur Klenyer (Menu favorit HB IX), Daging Lombok Kethok (Menu favorit HB VII-IX), Semur Ayam Panji (Menu favorit HB VII), Semur Piyik (Menu favorit HB VII), Gecok Ganem (Menu favorit HB IX), Dendeng Ragi (Menu favorit HB IX), dll.

Hidangan spesial terdiri dari Bebek Suwar-Suwir (Menu favorit HB IX), Roti Jok (Menu favorit HB IX), Dendeng Age (Menu favorit HB VIII), dll.

Dan untuk hidangan penutup serta snack, Bale Raos menyediakan berbagai pilihan menu makanan tradisional dengan rasa dan nama makanan yang cukup unik, yaitu Manuk Nom (Menu favorit HB VII dan HB VIII), Semlo (Menu favorit HB IX), Tapak Kucing, Prawan Kenes (Menu favorit HB VIII), Jadah Manten (Menu favorit HB VII), dll.
Bale Raos berada di sekitar kompleks Kraton Yogyakarta (tepatnya di Jl. Magangan Kulon No.1 Kraton Yogyakarta). Posisinya ada di Kraton bagian belakang, bersebelahan dengan Sarinah (pusat batik dan handycraft). Bangunan restoran tersebut berbentuk bangunan joglo dan sarat dengan kebudayaan jawa dan kehalusan budi bahasanya.
 

Selasa, 15 Maret 2011

Ayam Kampung Organik

AYAM ORGANIK MURNI ( ayam probio )
Pemeliharaan Organik yang berhasil direalisasikan oleh Peternak, Koordinator Bpk. Hidayat Sumbodo dan Team Pronic Indonesia, July 2010
Jogjakarta, July 2010.Peternak kecil dibawah bimbingan Bpk Hidayat Sumbodo dan kerjasama bersama PT. Pronic Indonesia berhasil memelihara dan mengembangkan Ayam Kampung Organik Murni.
Dikatakan organik murni, adalah karena:
o DOC ditetaskan dan dibesarkan sejak awal dengan perlakukan organic
o Seluruh ayam diberi pakan sayur-sayuran organik dan juga dedak yang berasal dari beras     organik.
o Pemanasan Kandang menggunakan pemanas hemat energi, karena menggunakan teknologi sederhana untuk mendapatkan panas dengan pembakaran sekam, bukan menggunakan bahan bakar.
o Pendamping pakan dan sebagai obat-obatan, hanya menggunakan Probiotik Mix, dimana bahan kimia samasekali tidak dipergunakan. Probiotik ini juga berhasil melakukan pencegahan terhadap serangan virus.
Pemeliharaan selama 70 hari ini, menghasilkan produk hidup seukuran 900 gram hingga 1.000 gram.
Hasil laboratorium yang dapat teranalisa adalah:
o Salmonella thyposa: Negatif
o E-coli: Dibawah ambang batas
o Pestisida: Tidak terdeteksi
o Cemaran Logam: Dibawah ambang batas
Dengan penggunaan pakan yang serba organik, pemeliharaan yang sama sekali menghindari penggunaan bahan kimia, ditambah dengan pemotongan dan pembersihan yang tidak menggunakan bahan kimia, maka Ayam Organik ini bisa dikatakan Ayam Organik murni.
Penelitian dan ujicoba yang dilakukan ini, sudah dipanen dan dikirim ke pasar pada akhir July 2010, dengan ukuran karkas 700-800 gram.
Sebelumnya, produk seperti ini belum pernah dihasilkan dengan menggunakan bahan yang murni organik, karena pakan biasanya masih pakan pabrikan, atau pakan yang dibuat sendiri tetapi berasal dari bahan-bahan yang bukan organik.
Ketersediaan bahan-bahan pakan organik ini dapat diperoleh mengingat Koordinator Bpk Hidayat Sumbodo juga mengkoordinir petani-petani sayur, buah dan beras organik di daerah Jogjakarta dan sekitarnya.Ke depannya, Pronic Indonesia bekerjasama dengan Koordinator Bpk Hidayat Sumbodo, dan juga para petani organik dan peternak organik di Jogjakarta dan sekitarnya, berencana akan mengembangkan Ayam Kampung Organik Murni secara rutin hingga jumlah 500 – 1000 ekor perminggunya.
Pasar yang akan dibidik adalah pasar menengah atas yang ada di Jakarta, seperti Ranch Market, Diamond, Foodmart dan lainnya.
Dengan kerjasama ini, diharapkan kami dapat memberikan alternatif yang paling sehat dan paling baik bagi konsumen ayam di Indonesia. Metoda ini, selain akan memberi keuntungan bagi konsumen, juga bagi para peternak dan juga bagi lingkungan hidup disekitanya.

Resep Kue: Tripple Chocolate Steam Brownies

Bahan-bahannya :
1. Telur 6 butir
2. Gula 225 gram
3. Vanili secukupnya (saya : 1/2 sdt)
4. Garam secukupnya (saya : 1/4 sdt)
5. Emulsifier 1/2 sdt teh
6. Terigu 125 gram, ayak, aduk rata dg coklat bubuk (saya : aduk rata dulu, diayak saat dimasukkan ke adonan)
7. Coklat bubuk 50 gram, ayak, aduk rata dg terigu
8. Minyak 175 ml
9. Dark Cooking Cokelat 100 gram, lelehkan, campur dg minyak
10. Susu Kental Manis (SKM) 75 ml (saya : gak pake) ganti dg meses atau dcc tp terkadang pake sesuai dg permintaan customer :)

Caranya :
Kocok telur, gula, emulsifier, dan vanili hingga mengembang, masukkan garam kocok lagi sebentar.
Masukkan campuran tepung terigu dan cokelat bubuk sambil diayak, aduk perlahan hingga rata.
Masukkan campuran minyak dan DCC, aduk hingga rata.
Sisihkan sepertiga bagian adonan, beri SKM, aduk rata. (saya : bagi adonan menjadi 2 )
Bagi 2 adonan tanpa SKM, bagian I kukus selama 10 menit, tambahkan adonan dg SKM selama 10 menit, terakhir masukkan adonan sisa tanpa SKM, lanjutkan mengukus selama kurleb 20 menit. Angkat. (saya : masukkan adonan I kukus selama 10 menit, tambahkan / taburkan meises atau DCC yang sudah di iris, masukkan adonan II, lanjutkan mengukus hingga kurleb 20 - 30 menit. angkat)

Hias sesuai selera.. ^^


Sop Kakap Mak Nyuss di Mal Ambassador Jakarta

Mal Ambassador mungkin adalah salah satu dari sekian mal yang paling banyak disatroni kelas pekerja di Jakarta. Khususnya tiap jam makan siang, para pekerja dari gedung-gedung di sekitar daerah ini berbondong-bondong datang ke sini. Berbagai tempat makan siang pun langsung penuh dan ramai. Surprise, surprise, surprise, ternyata di sini juga ada satu restoran yang menghidangkan masakan Tionghoa bermutu. Namanya: Wan Toe.

Wan Toe menawarkan menu yang sangat lengkap: ayam, bebek, sapi, berbagai seafood (ikan, udang, kepiting, cumi), bahkan juga masakan vegetarian. Menilik harga-harga di daftar menu, Wan Toe tampaknya mengambil sasaran kalangan menengah ke atas. Tidak terlalu mahal, tetapi juga tidak terlalu murah. 

Pilihan saya untuk makan siang bersama seorang teman adalah: bebek panggang, sop ikan kakap, kepiting soka goreng, tomio cah, dan nasi hainan. Ditambah minuman dan pajak, total bill kami berdua untuk makan siang yang memuaskan ini sedikit di bawah Rp 300 ribu.

Bebek panggangnya masih menampilkan lemak yang tebal. Melihat ukuran dan teksturnya, ketara sekali bahwa bebeknya impor. Kualitasnya setara dengan beberapa restoran sekelasnya. Terus terang, bila lemaknya lebih tiris dengan cara memanggang yang lebih baik, bebek panggang ini akan naik kelas.

Sop ikan kakapnya istimewa. Ini adalah cara masak orang Hakka. Daging kakap di-dust dengan tepung kering, lalu digoreng dengan minyak panas. Dimasak lagi dalam kaldu ayam, sawi asin, dan lobak, dengan berbagai bumbu minimalis, lalu diakhiri dengan angkak (tape beras merah) yang memberi sentuhan khas. Di berbagai restoran lain, sop semacam ini biasanya disajikan dengan gurame. Pilihan kakap di Wan Toe membuatnya lebih istimewa. Mak nyuss!

Kepiting lemburi - biasa disebut juga sebagai kepiting soka, yaitu kepiting muda yang sedang berganti kulit, sehingga dapat dimakan seluruhnya - digoreng dan dibumbui dengan telur asin. Cara masak seperti ini memang sedang populer. Verdict: top markotop! Wajib dipesan.

Nasi hainan dan tomio cah bawang putihnya juga berkualitas di atas rata-rata. Kesimpulan saya: Wan Toe punya jurumasak yang dapat diandalkan. Pesanan yang cepat datang juga mencerminkan kesigapan para jurumasak di dapur. 

Di daftar menu masih tampak berbagai makanan yang pasti akan saya pesan dalam kunjungan berikutnya. Misalnya: bakkuteh iga sapi. Secara nomenklatur sebetulnya ini salah. Bakkut mengacu pada iga babi. Tetapi, karena Wan Toe ingin menjangkau khalayak yang lebih luas, di sini masakan sederhana yang segar dan lezat ini dihadirkan dengan memakai bahan-bahan halal. 

Ikan gindara goreng yang dipesan meja sebelah pun sempat menerbitkan air liur saya. Hanya digoreng dan di-finish dengan kecap asin tipis, tetapi penampilan dan aromanya sungguh menggiurkan.

Wan Toe juga mempunyai beberapa ruang untuk private dining. Juga tersedia layanan antar bagi mereka yang tidak sempat keluar kantor untuk makan siang.

Daftar tempat kuliner

NASI/MIE GORENG
* Pak Pele, Pojokan Alun-alun Lor
* Depan Pasar Kolombo, Jl. Kaliurang Km 7.5
* Nasi Goreng Batas Kota, Depan Gedung Wanita
* Mie Goreng Depan Kadin, Depan Bioskop Permata
* Mie Goreng, Terminal Terban
* Mie Goreng Pak Kribo, Depan Hotel Sri Manganti, Rahayu
* Sego Goreng Perumahan Banteng (Jl. Kaliurang masuk kekanan? terus belok utara)
* Lor Tugu (wetan/timur dalan/jalan karo/dan kulon/barat dalan/jalan)
* Bakmi Mundiyo (Jl. Ibu Ruswo pas pertigaan)
* Bakmi Pak Tris, Jl. Kemetiran Kidul, Ngebuk
* Doring, prapatan pojok beteng kulon ngalor.
* Bakmi Pak Rebo, dekat fotokopi Sambas.
* Nasi goreng Depan SMA 7
* Nasi goreng Miroso wetan Galeria
* Wirosaban sebelah timur perempatan sebelum rumah sakit wirosaban, murah enak
* Nasi Goreng kambing jalan Magelang
* Mie Jakarta, depan RS. Bethesda, Jl. Sudirman

SATE/TONGSENG
* Sate Samirono semua cabang
* Djono Jogja, Jl. Sagan Baru
* Tongseng Depan Masjid, Perum Purwomartani ,Kalasan
* Mlati (lapangan Mlati ngulon-ono pertigaan-cedak wit Ringin)
* Cak Kowie Ngarep Gedung wanita Tama
* Depan Dolog ( kalo’ pagi jualan nangka, cedake Darmi mangkal)
* Sate Sapi Jl. Godean ( Perempatan Ring Road PM Demak ijo ngulon terus-ngarep POM BENSIN )
* Sate Sapi Kota Gede – Alun-alun Karang, Kotagede (yang pertama) atau saudaranya, timur Toms Silver, pertigaan ke kota gede ke kanan(dari arah terminal Umbulharjo).
* Sate Ngaglik di depan kec, Ngaglik Jakal km. 9
* Sate Meduro Cak Fa’i, jalan Sultan agung, cedak protelon bangjo jalan Taman Siswa
* Pak Udin, depan Pabrik Cerutu Tarumartani
* Pak Udin, Taman Garuda, seberang Hotel Garuda
* Sate Pak Amat, Jl. Sultan Agung
* Sate Padang, depan Hotel Century, dekat tapal batas Yogya
* Lidah Kambing Goreng, Jl. Kaliurang Km 7 – pasar Colombo
* Sate pak KROMO Gondomanan (langganan)

SOTO-SOTO
* Soto Sulung Cak H. Kowie, Depan Gedung Wanita
* Soto Sulung Umbulharjo
* Soto Kudus Mandala Krida
* Soto Pak Soleh, Jl. Gampingan/Tegal rejo
* Soto Gamping (pertigaan gamping-ring road barat, ke barat sedikit terus ke utara, pokoke ning kulon rel sepur tengah sawah)
* Soto Taman sari
* Soto Sawah (Mirota Godean Ngidul)
* Soto Sulung Stasiun Tugu (iki soto sulung pertama di Jogja!)
* Soto Pak Marto dekat perempatan TamanSari Yk dan semua cabangnya.
* Soto Pak Tembong, perempatan Apotik Hayam Wuruk (Bausasran)
* Soto Ayam Pasar Kembang
* Soto Lentok Jln Batikan (buka klo pagi) (langganan)

AYAM GORENG/PECEL LELE
* Ayam Goreng Suharti
* Wartend pinggir selokan dekat Pos Polisi UGM
* Wartend deket Biologi, UGM
* Wartend Depan Menwa IAIN
* Ninit, Jl. C. Simanjuntak.
* Wartend depan Pertanian UGM
* Ayam Goreng Suka-suka, Jl. Kaliurang Km 6
* Wetan Ambarukmo (Wetan Saung Kabayan mlebu ngalor)
* Ayam Goreng Mbok Sabar, Jl. Jagalan
* Ayam goreng dan Bakar Tamsis Bu NING (langganan)

GADO-GADO/LOTEK
* TETEG, bawah Jembatan layang (sekarang pindah seberang jalan, dekat Kantor Golkar)
* Depan Pabrik Cerutu, masih satu Jalan dengan Gado-gado Teteg
* Lotek Juara Indonesia, Pojok seberang PT. Sarihusada
* Lotek Depan Jalan Masuk samping UPN
* Lotek, dekat Radio GERONIMO

GUDEG
* Gudeg Campur Sari , Batas Kota
* Gudeg Bu Amat Lor Selokan mataram ( Lor Kehutanan, Belakang Artha)
* Gudeg encer Depan Toko Gunung Agung Tugu (setelah jam 21.00)
* Gudeg Wijilan (selatan plengkung Wijilan, nomor 2 dari arah utara)
* Gudeg Juminten, sebelah barat Tugu
* Gudeg lesehan, sebelah barat Bioskop Permata
* Gudeg Bu Tjitro, sebelah kiri, pertigaan masuk ke bandara Adisucipto

BAKSO
* Bakso Kauman, disamping perempatan kauman/nggerjen, dari arah ngasem ke Alun-alun Utara, bakso gorengnya enak.
* Bakso Cak Mahmud, Jl. Kusumanegara
* Bakso Cak Karno, Pugeran, antar Pojok Beteng Kulon dan Plengkung Gading
* Bakso urat Pak Brewok, jalan AM Sangaji
* Bakso urat PakTembong, Jl. Juminahan, jagalan
* Bakso ISO Jl. Lempuyangan depan Pasar (enak! buka malam) (langganan)
* Bakso Bugisan MURNI (langganan)

PECEL
* SGPC bu Wiryo deket peternakan
* SGPC teknik, Bulak Sumur
* Pecel COLOMBO semua cabang (langganan)

SIOMAY
* mang Mudi, deket perempatan Kentungan
* mang Mudi lagi, barat Auditorium Grha Sabha
* Siomay jakarta, barat Purna Budaya (Yang jualan keren, pakai HP segala)
* Siomay depan SMP 5 (Yang jualan kembar loh)
* Siomay Tamsis depan UII (langganan)
* Siomay pasar sepeda (langganan)

IKAN BAKAR/GORENG
* Moro Lejar, Cangkringan, Sleman, setelah Pakem, dekat Kali Kuning itu
* Numani, Prapatan Ringroad ke arah Parangtritis/Imogiri ke selatan 500 m
* Ikan bakar Kulone Unisi kulon
* Ikan bakar, perempatan SGM kekanan (belakang bon-bin Gembiroloko)

MARTABAK TELOR/MANIS
* Didekat/samping pintu masuk Mandala Krida
* Martabak Bandung depan Gedung Wanita
* Martabak Telor puyuh depan Gardena (siang jam 10.00)

PEMPEK
* Ny. SUKAMTO, belakang/samping toko ramai
* Pempek ILIR jln TAMSIS (langganan)

SOP AYAM
* SOP AYAM PAK MIN cabang Prambanan & Klaten overal enak (langganan)

SEA FOOD
* Tio-Ciu, Jl. Sudirman, Gondalayu (dekat Hotel Santika)
* Pak Djenggot, Depan RS. Bethesda, Jl. Sudirman

LAIN-LAIN
* Bakpia Pathok 75, Jl. Pathuk
* Kepala Kakap di rumah makan Padang Jl. Diponegoro
* Teh Poci (teh, jae dan gula batu), Baratnya Galleria, Jl. Sudirman, Sagan kidul
* Angkringan nasgithel, ngarep SGO jalan mBantul.
* Lidah kambing goreng, jalan Kaliurang km7 wetan pasar Colombo. Mung bukak sore, rodo wengi sithik wis enthek.
* Juadah lan tempe bacem, Kaliurang, cedak protelon sing nek ngiwo nggone vila-vila kae lho!
* Jajanan pasar ning pasar Lempunyangan.
* Abon Di Jl. Wijilan 37 (pusat oleh-oleh) enak tenannn…ada usus goreng, intip goreng, jamur goreng..
* Ceker bakar…..!! Angkringan ngarep Menwa lan ngarep Panti Rapih
* Telor Asin, tanjakan Jl. Wirobrajan
* Aneka es krem, sebelah kanan bioskop Ratih
* Wedang Ronde, sebelah Harian Kedaulatan Rakyat